Rabu, 21 Desember 2011

Kisah Ashabul Ukhdud

Kisah ini sangat penting untuk memberikan pelajaran pelajaran berharga tentang makna keikhlasan sekaligus juga tentang istiqomah dan iltizam seorang hamba ketika dia memilih untuk menjadikan Allah SWT sebagai satu-satunya tempat untuk menyandarkan ke-tawakal-an sang hamba. Tawakal dan berserahnya pemuda itu kepada Allah SWT menyebabkan bukan saja dia seorang, malah keseluruhan rakyat mendapat hidayah dan beriman kepada Allah SWT. Begitu mulianya kisah ini sehingga Allah SWT berkehendak mengabadikannya dalam Al-Quran di surat Al-Buruj (Gugusan Bintang) dalam juz-amma, dan kemudian diterangkan dengan jelas oleh Nabi kita Muhammad SAW dalam hadits beliau seperti berikut ;


Shuhaib bin Sinaan Arrmmi ra. mengatakan bahwa Rasulullah saw. bersabda:

Di masa dahulu ada seorang raja (Yahudi) yang mempunyai seorang yang ahli sihir, kemudian ketika ahli sihir telah tua ia berkata kepada raja: "Kini aku telah tua dan mungkin telah dekat ajalku, karena itu anda kirim kepadaku seorang pemuda yang dapat aku ajarkan kepadanya ilmu sihir". Maka raja berusaha mendapat seorang pemuda untuk mempelajari ilmu sihir itu, sedang di tengah jalan antara tempat ahli sihir dengan rumah pemuda itu ada tempat seorang pendeta (ahli ibadah) yang mengajar agama, maka pada suatu masa pemuda itu singgah di tempat pendeta untuk mendengarkan pengajiannya, maka ia tertarik dengan ajaran pendeta itu sehingga jika ia terlambat datang kepada ahli sihir dia akan dipukul, dan bila terlambat kembali ke rumahnya juga dia dipukul, maka ia mengadu tentang kejadian itu kepada pendeta. Maka diajar oleh pendeta jika terlambat datang kepada ahli sihir supaya berkata aku ditahan oleh ibuku, dan bila terlambat kembali ke rumah katakan: Aku ditahan oleh ahli sihir.

Maka berjalan beberapa lama kemudian itu, tiba-tiba pada suatu hari ketika ia akan (hendak) pergi, mendadak (tiba-tiba) di tengah jalan ada seekor binatang buas sehingga orang-orang tidak berani jalan di tempat itu, maka pemuda itu berkata: "Sekarang aku akan mengetahui yang mana lebih yang lebih baik di sisi Allah apakah ajaran pendeta atau ajaran ahli sihir", lalu ia mengambil sebutir batu dan berdoa "Ya Allah jika ajaran pendeta itu lebih baik di sisimu maka bunuhlah binatang itu supaya orang-orang dapat lalu lalang di tempat ini".Lalu dilemparkanlah batu itu, dan langsung terbunuh binatang itu. Dan orang-orang gembira karena telah dapat lalu lintas di jalan itu.

Maka ia langsung memberitakan kejadian itu kepada Rahib (pendeta), maka berkatalah Rahib itu kepadanya : "Anda kini telah afdhat (pesan) daripadaku, dan anda akan diuji, maka jika diuji jangan sampai menyebut namaku". Kemudian pemuda itu dapat menyembuhkan orang buta dan sopak dan berbagai macam penyakit yang berat-berat pada semua orang.

Ada seorang pembesar dalam majlis raja dan dia telah buta karena sakit mata, ketika ia mendengar berita bahwa ada seorang pemuda dapat menyembuhkan pelbagai macam penyakit maka ia segera pergi kepada pemuda itu sambil membawa hadiah yang banyak, sambil berkata: "sembuhkan aku, dan aku sanggup memberikan kepadamu apa saja yang anda suka".

Jawab pemuda itu: "Aku tidak dapat menyembuhkan seseorang pun sedang yang menyembuhkan hanya Allah azza wajalla, jika engkau mau beriman (percaya) kepada Allah, maka aku akan berdoa semoga Allah menyembuhkan mu".

Maka langsung dia beriman kepada Allah dan didoakan oleh pemuda dan seketika itu juga ia sembuh dengan izin Allah s.w.t. Kemudian ia kembali ke majlis raja sebagaimana biasanya, dan ditanya oleh raja "Hai Fulan siapakah yang menyembuhkan matamu" Jawabnya "Rabbi (Tuhanku)". Raja bertanya: "Aku?". Raja bertanya demikian karena merasa dirinya sebagai Tuhan. Jawabnya "Bukan, tetapi Tuhanku dan Tuhanmu yaitu Allah". Ditanya oleh Raja "Apakah anda mempunyai Tuhan selain Aku?" Jawabnya "Ya, Tuhan ku dan Tuhanmu adalah Allah".

Maka disiksa oleh raja seberat-beratnya siksa sehingga terpaksa ia memberitahu raja itu akan pemuda yang mendoakannya untuk sembuh itu.

Maka segera dipanggil pemuda itu lalu berkata "Hai anak sungguh hebat sihirmu sehingga dapat menyebuhkan orang buta dan sopak dan berbagai macam penyakit"

Jawab pemuda itu "Sesungguhnya aku tidak dapat menyembuhkan siapa pun, hanya semata-mata Allah azza wa jalla". Raja itu pun bertanya "Adakah aku?", "Tidak" jawab permuda itu. maka tanya raja itu "Adakah engkau ada tuhan lain selain aku?" Jawab pemuda "Ya, Tuhanku dan Tuhanmu hanya Allah". Maka pemuda itu ditangkap dan disiksa seberat-beratnya sehingga terpaksa dia menunjukkan pada Rahib yang mengajarnya. Maka dipanggil Rahib dan dipaksa untuk meninggalkan agamanya, tetapi Rahib tetap bertahan dan tidak mau beralih agama, maka diletakkan gergaji di atas kepalanya dan digergaji dari atas kepalanya hingga terbelah dua badannya.

Kemudian kembali pemuda itu diperintah untuk meninggalkan agama yang dianutnya (agama tauhid), tetapi pemuda ini juga menolak perintah raja, Maka raja memerintahkan supaya dibawa ke puncak gunung dan di sana juga supaya ditawarkan kepadanya untuk meninggalkan agamanya dan mengikuti agama raja, jika tetap menolak supaya dilempar dari atas gunung itu, maka ketika telah sampai di atas gunung dan ditawarkan kepadanya pemuda untuk berubah agama, dan ditolak oleh pemuda itu. Kemudian pemuda itu berdoa "Allahumma ikfinihim bimaa syi’ta: (Ya Allah selesaikanlah urusanku dengan mereka ini dengan aku sehendak-Mu)". Tiba-tiba gunung itu bergoncang sehingga para pengawal berjatuhan dari atas bukit dan mati semuanya, maka segeralah pemuda itu kembali menemui raja, dan ketika ditanya: "Manakah orang-orang yang membawamu?". Jawabnya: "Allah yang menyelesaikan urusan mereka".

Lalu pemuda itu ditangkap lagi dan kali ini dibawa ke laut dengan naik perahu, setelah sampai di tengah laut ditanyakan padanya jika ia mau mengubah agama, jika tidak maka lemparkan ke dalam laut dan ketika telah sampai di tengah laut pemuda itu berdoa: "Allahumma ikfinihim bimaa syi’ta", maka tenggelamlah orang yang membawanya semuanya dan segeralah pemuda kembali menghadap raja. Dan ketika ditanya oleh raja "Bagaimana keadaan orang-orang yang membawamu?" Jawabnya: "Allah yang menyelesaikan mereka".

Kemudian pemuda itu berkata kepada raja "Engkau takkan dapat membunuhku kecuali jika engkau menurut perintahku maka dengan itu engkau akan dapat membunuhku" Raja bertanya: "Apakah perintahmu?" Jawab pemuda: "Kau kumpulkan semua orang di suatu lapangan, lalu engkau gantung aku di atas tiang, lalu kau ambil anak panah milikku ini dan kau letakkan di busur panah dan membaca: Bismillahi Rabbil ghulaarn (Dengan nama Allah Tuhan pemuda ini), kemudian anda lepaskan anak panah itu, maka dengan itu anda dapat membunuhku". Maka semua usul pemuda itu dilaksanakan oleh raja, dan ketika anak panah telah mengenai pelipis pemuda itu ia mengusap dengan tangannya dan langsung mati, maka semua orang yang hadir berkata: "Aamannaa birrabil ghulaam (Kami beriman kepada Tuhannya pemuda itu)". Sesudah itu ada orang memberitahu kepada raja bahwa semua rakyat telah beriman kepada Tuhannya pemuda itu, maka bagaimanakah usaha untuk menghadapi rakyat yang banyak ini. Maka raja memerintah supaya di setiap jalan digali parit dan dinyalakan api, dan tiap orang yang berjalan di sana, dan ditanya tentang agamanya, jika ia telap setia pada kami biarkan, tetapi jika ia tetap percaya kepada Allah masukkanlah ia ke dalam parit api itu.

Maka adanya orang berjejal-jejal (berbaris-baris) dorong mendorong yang masuk di dalam parit api itu, sehingga tiba seorang wanita yang menggendong(membawa) bayinya yang masih menyusu, ketika bayinya diangkat oleh pengikut-pengikut raja untuk dimasukkan kedalam parit berapi itu, wanita itu hampir menuruti mereka berganti agama karena sangat belas kasihan pada anaknya yang masih kecil itu, tiba-tiba anak bayi itu berbicara dengan suara lantang: "Sabarlah hai ibuku karena kau sedang mempertahankan yang kebenaran.”. Akhirnya mereka berdua terjun kedalam parit api yang menyala dan membakar.


(H.R. Ahmad, Muslim dan Annasa’i)

Selasa, 20 Desember 2011

Faktor Kaum Quraisy tidak menerima Islam

1. Mereka tidak dapat membedakan antara kenabian dan kekuasaan. Mereka mengira bahwa tunduk kepada seruan Nabi Muhammad berarti tunduk kepada Kepemimpinan Bani Abdul Muthalib.

2. Nabi Muhammad menyerukan persamaan antara bangsawan dan hamba sahaya.

3. Para Pemimpin Quraisy tidak mau percaya ataupun mengakui serta tidak menerima ajaran tentang kebangkitan kembali dan pembalasan hari kiamat.

4. Taklid kepada nenek moyang adalah kebiasaan yang berurat akar pada bangsa Arab, sehingga berat bagi mereka untuk meninggalkan agama nenek moyang mereka dan mengikuti agama Islam.

5. Pemahat dan penjual patung memandang Islam sebagai penghalang rezeki.

Pengertian Jahilliyah

Kata-kata "Arab jahiliyah" sering digunakan, namun sering juga pengertian mengenai "jahiliyah" itu salah . Terkadang apa yang mengatakan bahwa yang dimaksud dengan "Arab Jahiliyah" yaitu bangsa Arab yang bodoh. Pengertian ini jelas tidak tepat.
Dari uraian terdahulu sangat jelas, bahwa orang-orang sebelum islam (orang-orang Arab Jahiliyah) tidaklah bodoh; mereka pintar dan cerdas.
Seorang pujangga Arab Syria, Jarji Zaidan, membagi masa jahiliyah menjadi  dua masa, yaitu:
1. Arab jahiliyah pertama (Al-Arabul Jahiliyatul Ula), yaitu zaman sebelum sejarah sampai abad kelima Masehi.
2. Arab Jahiliyah kedua (Al-Arabul Jahiliyatus Tsaniyah), yaitu dari abad Kelima Miladiah sampai lahirnya Islam.
Apabila diperhatikan, Bangsa Arab pada kedua zaman itu tidak semuanya bodoh. Seorang penulis dan seorang Ahli sejarah Islam terkenal, Ahmad Amin, memberi definisi  mengenai "Arab Jahiliyah", yaitu orang-orang Arab sebelum Islam yang membangkang kepada kebenaran. Mereka terus melawan kebenaran, sekalipun diketahui bahwa itu benar.
Menurut Ahmad Amin, Jahiliyah bukanlah jahl yang berarti "tiada ilmu", namun jahl dalam pengertian safah,ghadab, anfah (sedai,berang,tolol) dalam hal menerima kebenaran ajaran agama yang lurus dan benar.

Kehidupan Intelektual Kaum Quraisy

Sekalipun Jazirah Arabia, terutama Hijaz dan Najd, terencil dari dunia luar, namun mereka memiliki daya intelektual yang cerdas. Bukti dari kecerdasan mereka dapat dilihat dari berbagai peninggalan mereka, baik dalam bidang politik, ekonomi, dan sosial. Bukti kecerdasan akal mereka dalam ilmu pengetahuan dan seni bahasa, dapat dikemukakan sebagai berikut:
1. Ilmu Astronomi
Bangsa Kaidan (Babilon) adalah guru dunia bagi ilmu astronomi. mereka telah menciptakan ilmu astronomi dan membina asas-asasnya. Pada waktu tentara Persia menyerbu negeri Babilon, sebagian besar mereka termasuk ahli ilmu astronomi mengungsi ke negeri-negeri Arab. Dari merekalah orang Arab mempelajari ilmu Astronomi.
2. Ilmu Mitologi
Ini semacam ilmu mengetahui beberapa kemungkinan terjadinya peristiwa (seperti perang, damai, dansebagainya, yang berdasarkan pada bintang-binntang. Sepertinya halnya orang purba, mereka pun menuhankan bintang-bintang, matahari, dan bulan. Atas pemberian tahu dari tuhannya maka mereka mengetahui segala sesuatu.
3. Ilmu Tenung
Ilmu tenung juga berkembang pada mereka dan ilmu ini dibawa oleh bangsa Kaldan ( Babilon) ke tanah Arab. Kemudian ilmu tenung berkembang sangat luas dalam kalangan mereka.
4. Ilmu Thib (Kedokteran)
Ilmu ini berasal dari bangsa Kaldan (Babilon). Mereka mengadakan percobaan penyembuhan orang-orang sakit, yaitu menempatkan orang-orang sakit di tepi jalan, kemudian mereka menanyakan kepada siapapun yang melalui jalan tersebut mengenai obatnya, lalu dicatat. Dengan percobaan terus menerus akhirnya mereka mendapatkan ilmu pengobatan bagi orang-orang sakit.
Pada awalnya pengobatan dilakukan oleh tukang tenung, kemudian dukun (tabib), hingga akhirnya berkembang. Ilmu kedokteran dari bangsa Babilon diambil bangsa lain, termasuk oleh bangsa Arab, sehingga ilmu tersebut berkembang di kalangan Bangsa Arab.